BAB VI
VALIDASI TES
Sebagai alat ukur yang baik untuk hasil belajar suatu tes harus memiliki validitas yang tinggi. Suatu alat ukur dapat dikatakan valid apabila tepat hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Dalam menentukan validitas sutau alat ukur dapar didasarkan pada dua pertimbangan, pertama atas pemikiran pertimbangan rasional dan atas dasar prosedur empirik.
Validitas logis | Validitas empirik |
Atas dasar pemikiran rasional atau logis terutama ditujukan pada isi dari bahan atau materi yang sedang diukur atau diuji. Yang termasuk jenis ini antara lain: a. Validitas muka (face validity) b. Validitas isi (content validity) c. Validitas konstrak (contruct validity) | Atas dasar pengalaman empirik, diperoleh dengan menganalisis hubungan yang ada antara alat pengukur yang sedang dikaji dengan alat-alat pengukur pembanding lain yang telah teruji validitasnya. Yang termasuk jenis ini adalah: a. Validitas serentak (face validity) b. Validitas ramalan (prredictive validity) |
Teknik mengukur validitas
Untuk mengukur validitas suatu tes hasil belajar dipergunakan teknik korelasi product-moment dari pearson. Sesuai dengan prinsip pengukuran setara dan pengukuran berdasar kriteria. Tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, ratinya memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriterium.
Rumus korelasi product-moment pearson ada dua macam:
a. Korelasi product moment dengan simpangan (deviasi)
Keterangan:
R xy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X : X- x
Y : Y- y
∑ xy : jumlah perkalian x dengan y
X2 : kuadrat dari x
Y2 : kuadrat dari y
b. Korelasi product moment dengan angka kasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar